1. Permulaan
azan
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Dahulu, orang-orang Islam ketika tiba di
Madinah, mereka berkumpul lalu memperkirakan waktu salat. Tidak ada seorang pun
yang menyeru untuk salat. Pada suatu hari mereka membicarakan hal itu. Sebagian
mereka berkata: Gunakanlah lonceng seperti lonceng orang Kristen. Sebagian yang
lain berkata: Gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi. Kemudian Umar
berkata: Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang agar berseru untuk salat?
Rasulullah saw. bersabda: Hai Bilal, bangunlah dan serulah untuk salat. (Shahih
Muslim No.568)
2. Perintah
menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat
3. Sunat
menunjuk dua orang muazin untuk satu mesjid
4. Sunat membaca
seperti yang dikumandangkan muazin bagi yang mendengar azan kemudian membaca
selawat untuk Nabi saw. dan memohon wasilah untuknya
5. Keutamaan
azan dan larinya setan ketika mendengar azan
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., Beliau bersabda: Sesungguhnya setan, apabila
mendengar azan untuk salat, ia berlari sambil terkentut-kentut sampai tidak
mendengarnya lagi. Ketika azan telah berhenti, ia kembali menghasut. Apabila
mendengar iqamat, ia pergi sampai tidak mendengarnya. Ketika iqamat telah
berhenti, ia kembali menghasut lagi. (Shahih Muslim No.582)
6. Sunat
mengangkat dua tangan sejajar pundak ketika takbiratul ihram, akan rukuk dan
bangun dari rukuk serta tidak mengangkat tangan ketika bangun dari sujud
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Aku melihat Rasulullah saw. mengangkat
kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan
ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud.
(Shahih Muslim No.586)
-
Hadis riwayat Malik
bin Huwairits ra.:
Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits
ketika ia salat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin
rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia
mengangkat kedua tangannya. Ia bercerita bahwa Rasulullah saw. dahulu berbuat
seperti itu. (Shahih Muslim No.588)
7. Menetapkan
takbir tiap kali turun dan bangun dalam salat, kecuali bangun dari rukuk
membaca: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya"
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah salat
mengimami para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai
ia berkata: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan
salat Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.590)
-
Hadis riwayat Imran
bin Hushein ra.:
Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata: Aku dan Imran bin
Hushein salat di belakang Ali bin Abu Thalib. Saat sujud beliau bertakbir. Saat
mengangkat kepalanya beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau
bertakbir. Selesai salat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali
telah mengimami salat kita dengan salat seperti salat Muhammad saw. atau
katanya: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan aku dengan salat Muhammad saw..
(Shahih Muslim No.594)
8. Wajib membaca
surat Al-Fatihah setiap rakaat dan bagi orang yang tidak bisa dan belum
mempelajarinya disarankan membaca surat lain, selain surat Fatihah
-
Hadis riwayat
Ubadah bin Shamit ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Orang yang tidak membaca
surat Al-Fatihah, tidak sah salatnya. (Shahih Muslim No.595)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada salat kecuali dengan
bacaan surat Al-Fatihah. (Shahih Muslim No.599)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk
dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada
Rasulullah saw. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah salatmu,
karena sesungguhnya engkau belum salat. Lelaki itu kembali salat seperti salat
sebelumnya. Setelah salatnya yang kedua ia mendatangi Nabi saw. dan memberi
salam. Rasulullah saw. menjawab: Wa'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda
lagi: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang
itu mengulangi salatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi Zat yang
mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih
baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan
salat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Alquran yang engkau hafal. Setelah itu
rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu
bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang
dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh salatmu. (Shahih Muslim
No.602)
9. Dalil tidak
boleh mengeraskan bacaan basmalah
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Aku pernah salat bersama Rasulullah saw., bersama Abu
Bakar, bersama Umar dan bersama Usman dan aku tidak mendengar seorang pun dari
mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (Shahih Muslim No.605)
10. Dalil bahwa
basmalah adalah awal ayat tiap surat kecuali surat At-Taubah
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. bersama kami, tiba-tiba
beliau terlena sesaat, kemudian mengangkat kepala beliau sambil tersenyum. Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa? Beliau menjawab: Baru
saja satu surat diturunkan kepadaku. Lalu beliau membaca: Sesungguhnya kami
telah memberikan kepadamu Al-Kautsar "nikmat yang banyak". Maka dirikanlah salat
karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu
dialah yang terputus. Kemudian beliau bertanya: Tahukah kalian, apakah Kautsar
itu? Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau bersabda: Itu adalah
sungai yang dijanjikan Tuhanku. Sungai yang menyimpan banyak kebaikan dan
merupakan telaga yang didatangi umatku pada hari kiamat. Wadahnya sebanyak
bilangan bintang. Ada seorang hamba yang ditarik dari kumpulan mereka. Aku
berkata: Ya Tuhanku, dia termasuk umatku. Allah berfirman: Engkau tidak tahu,
dia telah membuat suatu bid`ah sepeninggalmu. (Shahih Muslim
No.607)
11. Tasyahhud
dalam salat
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra. dia berkata:
Ketika kami bermakmum di belakang
Rasulullah saw., kami membaca: "Keselamatan tetap pada Allah, keselamatan tetap
pada si fulan". Suatu hari Rasulullah saw. bersabda kepada kami: Sesungguhnya
Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi, apabila salah seorang di antara
engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca: "Segala kehormatan, semua
rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan
berkat-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan
kepada kami dan kepada para hamba-Nya yang saleh. Apabila dia telah membacanya,
maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh", baik
yang di langit maupun yang di bumi. "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah", kemudian berdoalah sesukanya. (Shahih Muslim
No.609)
12. Selawat
kepada Nabi saw. sesudah tasyahhud
-
Hadis riwayat Kaab
bin Ujrah ra.:
Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah
menemuiku dan berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah saw. pernah
menemui kami, lalu kami berkata: Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk
Baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda:
Bacalah: "Allahumma shalli `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad kamaa baarakta
`alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik `alaa Muhammad wa
`alaa aali Muhammad kamaa baarakta `alaa aali Ibrahim Innaka hamiidum majiid".
(Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan keluarga nabi Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha
mulia). (Shahih Muslim No.614)
-
Hadis riwayat Abu
Humaid As-Saidi ra.:
Bahwa para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana
cara kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda: Bacalah: "Allahumma
shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa shallaita ‘alaa
aali Ibrahim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa
baarakta ‘alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid." (Ya Allah, limpahkanlah
sejahtera kepada Muhammad dan istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha
terpuji dan mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan
istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia). (Shahih Muslim
No.615)
13. Membaca
"sami`allahu liman hamidah" dan "aamiin"
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila imam membaca
"sami`allahu liman hamidah", hendaklah kalian membaca "Allahumma rabbanaa lakal
hamdu", (Ya Allah, Tuhan kami, hanya milik-Mu-lah segala pujian), karena barang
siapa yang ucapannya bertepatan dengan bacaan malaikat, maka dosanya yang lalu
akan diampuni. (Shahih Muslim No.617)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bila Imam membaca: Amin,
hendaklah kalian membaca: "Aamiin". Karena sesungguhnya barang siapa yang bacaan
aminnya bertepatan dengan bacaan amin malaikat maka dosanya yang lalu akan
diampuni. (Shahih Muslim No.618)
14. Makmum harus
mengikuti imam
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra. dia berkata:
Nabi saw. pernah jatuh dari kuda sehingga lambung
kanan beliau robek. Kami datang menjenguk. Saat tiba waktu salat, beliau salat
bersama kami dengan duduk dan kami pun salat di belakang beliau dengan duduk.
Usai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam untuk diikuti.
Jadi, apabila dia bertakbir, bertakbirlah. Bila dia sujud, sujudlah. Bila ia
bangun, bangunlah. Bila ia membaca "sami`allahu liman hamidah", bacalah
"rabbanaa lakal hamdu" dan bila ia salat dengan duduk, salatlah dengan duduk
pula. (Shahih Muslim No.622)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah sakit. Para sahabat datang
menjenguk beliau. Kemudian beliau salat dengan duduk. Para sahabat bermakmum
pada beliau dengan berdiri. Beliau memberi isyarat kepada mereka agar duduk,
maka mereka pun duduk. Selesai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang
dijadikan imam hanyalah untuk diikuti. Jadi apabila ia rukuk, maka rukuklah
kalian, bila ia bangun, maka bangunlah kalian dan bila ia salat sambil duduk,
maka salatlah kalian sambil duduk. (Shahih Muslim No.623)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya imam itu untuk
diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia bertakbir,
maka bertakbirlah kalian, bila ia rukuk, maka rukuklah kalian, bila ia membaca
"sami`allahu liman hamidah", maka bacalah "Allahumma rabbanaa lakal hamdu", bila
ia sujud, maka sujudlah dan bila ia salat sambil duduk, maka salatlah kalian
sambil duduk. (Shahih Muslim No.625)
15. Imam
mengangkat seseorang untuk menggantikannya apabila ia uzur, seperti sakit,
bepergian atau lainnya, makmum harus berdiri di belakang imam yang duduk selama
ia mampu, penghapusan hukum duduk di belakang imam yang duduk bagi makmum yang
mampu berdiri
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Dari Ubaidillah bin Abdullah, ia berkata: Aku menemui Aisyah dan
berkata: Maukah Anda menceritakan kepadaku tentang sakit Rasulullah saw? Ia
berkata: Nabi saw. menderita lemah sekali, beliau bersabda: Apakah para sahabat
sudah salat? Kami jawab: Belum, mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah.
Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami pun melakukannya lalu beliau
mandi. Setelah itu, saat ingin bangkit beliau pingsan. Ketika siuman beliau
bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu
baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami
mengerjakannya dan beliau mandi. Saat akan berdiri beliau pingsan lagi. Setelah
siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum,
mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku
di bak. Kami mengerjakannya dan beliau mandi. Ketika akan bangun beliau pingsan
lagi untuk yang ketiga kalinya. Pada waktu siuman beliau bertanya: Apakah para
sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu baginda, wahai
Rasulullah. Para sahabat telah berkumpul di mesjid menunggu Rasulullah saw.
untuk salat Isyak. Beliau memerintahkan seseorang menemui Abu Bakar agar ia
mengimami salat. Tiba di hadapan Abu Bakar, ia berkata: Rasulullah saw.
memerintahkan Anda untuk mengimamai salat sahabat lainnya. Abu Bakar adalah
seorang yang lembut hati, ia berkata: Wahai Umar, imamilah mereka itu! Umar
berkata: Anda lebih menjadi imam mereka. Akhirnya Abu Bakar mengimami salat
mereka selama beberapa hari. Ketika sakit Rasulullah saw. agak ringan, beliau
keluar untuk salat Zuhur, dibantu oleh dua orang, salah satunya adalah Abbas.
Saat itu Abu Bakar akan mengimami sahabat. Ketika ia melihat Rasulullah saw.
datang, ia mundur untuk menunda (salat). Nabi saw. memberi isyarat kepadanya
agar jangan ditunda. Kemudian beliau memerintahkan kedua orang yang memapah
beliau: Dudukkan aku di sampingnya. Mereka mendudukkan beliau di samping Abu
Bakar. Maka Abu Bakar salat berdiri bermakmum kepada Rasulullah saw., para
sahabat yang lain bermakmum kepada Abu Bakar dan Rasulullah saw. saat itu salat
sambil duduk. (Shahih Muslim No.629)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Abu Bakar mengimami sahabat ketika Rasulullah saw.
sakit yang membuatnya wafat, pada hari Senin, ketika berbaris dalam salat,
Rasulullah saw. menyingkap tirai kamar dan memandang kami dengan berdiri. Wajah
beliau putih seperti kertas, beliau tersenyum. Kami yang sedang salat terpukau
karena gembira dengan keluarnya Rasulullah saw. Kemudian Abu Bakar mundur untuk
ke barisan pertama. Ia mengira bahwa Rasulullah saw. keluar untuk salat.
Rasulullah saw. memberi isyarat tangan kepada mereka agar terus menyempurnakan
salat. Lalu beliau masuk lagi dan menurunkan tirai kamar. Pada hari itu
Rasulullah saw. wafat. (Shahih Muslim No.636)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sakit dan semakin bertambah parah.
Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum muslimin.
Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, Abu Bakar adalah seorang yang berhati halus.
Kalau ia menempati tempat baginda, ia tidak akan mampu mengimami salat Kaum
muslimin. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum
muslimin. Kalian ini seperti teman-teman Yusuf (dalam berdebat). Abu Musa
berkata: Kemudian Abu Bakar mengimami salat mereka ketika Rasulullah saw. masih
hidup. (Shahih Muslim No.638)
16. Jamaah
menunjuk seseorang untuk mengimami mereka bila imam yang tetap terlambat datang
dan mereka tidak khawatir akan timbul masalah akibat penunjukan tersebut
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad As-Saidi ra.:
Bahwa ketika Rasulullah saw. pergi ke Bani Amru bin
Auf untuk mendamaikan pertikaian di antara mereka, maka ketika tiba waktu salat,
seorang muazin datang kepada Abu Bakar lalu berkata: Maukah engkau mengimami
salat orang-orang. Lalu saya mengiqamati? Abu Bakar menjawab: Ya. Kemudian Abu
Bakar salat. Ketika orang-orang sedang salat, Rasulullah saw. datang. Beliau
maju perlahan hingga sampai barisan awal. Melihat itu orang-orang bertepuk
tangan, tetapi Abu Bakar tidak menoleh. Ketika tepuk tangan semakin riuh ia
menoleh dan melihat Rasulullah saw. Beliau mengisyaratkan Abu Bakar agar tetap
di tempatnya. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji Allah 'azza wa
jalla sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah saw, lalu mundur sehingga
sejajar dengan barisan awal. Setelah itu Nabi saw. maju dan salat. Usai salat,
beliau bersabda: Hai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk tetap di tempatmu
ketika aku suruh? Abu Bakar menjawab: Tidak layak bagi anak Abu Quhafah salat di
hadapan Rasulullah saw. Beliau bersabda lagi: Mengapa kalian bertepuk tangan?
Barang siapa yang ingin mengingatkan sesuatu di dalam salat, hendaknya ia
bertasbih, karena bila ia bertasbih, ia akan ditoleh. Tepuk tangan hanya untuk
wanita. (Shahih Muslim No.639)
17. Bertasbih
bagi lelaki dan tepuk tangan bagi wanita jika ingin mengingatkan sesuatu di
dalam salat
18. Perintah
membaguskan, menyempurnakan dan khusyuk dalam salat
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Suatu hari Rasulullah saw. mengimami salat kami.
Usai salat beliau bersabda: Hai fulan, mengapa engkau tidak membaguskan salatmu?
Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat
untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat belakangku,
sebagaimana aku melihat depanku. (Shahih Muslim No.642)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sempurnakanlah rukuk dan
sujud, demi Allah, sesungguhnya aku dapat melihat engkau di belakangku
(kemungkinan bersabda: yang di belakang punggungku) saat engkau rukuk atau
sujud. (Shahih Muslim No.644)
19. Larangan
mendahului imam dalam rukuk, sujud atau lainnya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Muhammad saw. pernah bersabda: Apakah orang yang
mengangkat kepalanya sebelum imam, tidak takut kepalanya diganti oleh Allah
dengan kepala keledai. (Shahih Muslim No.647)
20. Meluruskan
barisan dan merapikannya, berdesakan dalam barisan pertama dan berlomba
mendapatkannya, mendahulukan orang-orang yang punya keutamaan dan mendekatkan
mereka kepada imam
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Luruskanlah barisan
kalian. Sesungguhnya kelurusan barisan salat termasuk bagian dari kesempurnaan
salat. (Shahih Muslim No.656)
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sempurnakanlah barisan, karena
sesungguhnya aku dapat melihat engkau yang ada di belakangku. (Shahih Muslim
No.657)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Luruskanlah barisan
dalam salat, karena lurusnya barisan itu termasuk kebaikan salat. (Shahih Muslim
No.658)
-
Hadis riwayat
Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Sebaiknya engkau mau meluruskan barisanmu atau Allah akan menancapkan rasa
permusuhan di antara engkau. (Shahih Muslim No.659)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seandainya manusia tahu apa
(keutamaan) yang terdapat dalam azan dan barisan pertama, kemudian mereka tidak
mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, pasti mereka akan mengundinya.
Seandainya mereka tahu apa (keutamaan) yang terdapat dalam bersegera (datang
sedini mungkin) melakukan salat, pasti mereka berlomba-lomba melakukannya.
Seandainya mereka tahu apa yang terdapat dalam salat Isyak dan salat Subuh,
pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. (Shahih Muslim
No.661)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya kalian (atau
mereka) tahu apa yang ada dalam barisan depan, tentu akan diadakan undian.
(Shahih Muslim No.663)
21. Perintah
agar para wanita yang salat di belakang laki-laki untuk tidak mengangkat kepala
mereka dari sujud sebelum laki-laki mengangkat kepalanya
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad ra., ia berkata:
Aku melihat orang-orang lelaki yang salat di
belakang Nabi saw. mengikatkan kain mereka pada leher seperti anak kecil karena
sempitnya kain mereka. Seseorang berkata: Hai para wanita, janganlah kalian
mengangkat kepala kalian sebelum orang-orang lelaki mengangkat kepala mereka.
(Shahih Muslim No.665)
22. Wanita boleh
ke mesjid apabila tidak menimbulkan hal-hal yang negatif dan tanpa memakai
wangi-wangian
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Jika istri salah seorang dari
kalian minta izin pergi ke mesjid, maka janganlah mencegahnya. (Shahih Muslim
No.666)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Seandainya Rasulullah saw. melihat
apa yang diperbuat wanita saat ini, tentu beliau melarang mereka pergi ke
mesjid, seperti dilarangnya wanita Bani Israel. Yahya berkata: Aku bertanya
kepada Amrah: Apakah wanita Bani Israel dilarang pergi ke mesjid (tempat ibadah
mereka)? Ia menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.676)
23. Membaca
bacaan dalam salat jahriyah (salat yang bacaannya dikeraskan) dengan suara
antara keras dan pelan, apabila khawatir akan timbul hal yang tidak baik jika
dikeraskan
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra.:
Tentang firman Allah Taala: Dan janganlah engkau mengeraskan
suaramu dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata ayat ini turun
ketika Rasulullah saw. sedang bersembunyi di Mekah. Ketika beliau salat bersama
para sahabat, beliau mengeraskan suaranya dalam membaca Alquran. Orang-orang
musyrik yang mendengarnya menjelek-jelekan Alquran, Allah yang menurunkannya dan
Nabi yang membawanya. Maka Allah Taala berfirman: Janganlah engkau mengeraskan
suaramu di dalam salatmu, sehingga orang-orang musyrik mendengar bacaanmu: Dan
janganlah engkau memelankannya sehingga sahabatmu tidak mendengarnya. Carilah
cara di antara kedua hal itu. Akhirnya beliau membaca antara keras dan pelan.
(Shahih Muslim No.677)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Tentang firman Allah: Dan janganlah mengeraskan suaramu di dalam
salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata: Ayat ini diturunkan berkaitan
dengan doa. (Shahih Muslim No.678)
24. Mendengarkan
bacaan Alquran
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra.:
Tentang firman Allah: Janganlah engkau gerakkan lidahmu
tergesa-gesa untuk membaca Alquran. Ia berkata: Dulu ketika malaikat Jibril
turun menyampaikan wahyu, Nabi saw. sering menggerakkan lidah dan bibir beliau
(untuk mengulang-ulang agar tidak lupa). Hal itu membuat beliau merasa berat.
Keadaan beliau seperti itu dapat dilihat. Lalu Allah berfirman: Janganlah engkau
gerakkan lidahmu terburu-buru untuk membacanya dan ingin cepat "menguasainya".
Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan di dadamu dan membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacanya, ikutilah bacaan itu. Kami menurunkannya, maka
dengarkanlah baik-baik. Firman-Nya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
penjelasannya "Kami menjelaskannya melalui lidahmu". Ketika malaikat Jibril
mendatangi beliau (untuk memberi wahyu), maka beliau diam mendengarkan. Setelah
Jibril pergi, beliau membacanya, sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah pada
beliau. (Shahih Muslim No.679)
25. Mengeraskan
bacaan dalam salat subuh dan membacakan Alquran untuk Jin
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak membacakan kepada jin dan tidak
pula melihat mereka. Beliau pergi bersama para sahabat menuju pasar Ukaz. Saat
itu antara setan dan berita langit telah terhalang. Mereka dilempari panah api.
Setan-setan itu kembali kepada kaum mereka dan berkata: Antara kami dan berita
langit telah terhalang dan kami pun dilempari panah api. Ini tidak lain pasti
karena sesuatu telah terjadi. Pergilah ke belahan bumi bagian timur dan barat,
telitilah apa yang menghalangi kita dengan berita langit. Mereka pun pergi ke
belahan bumi bagian timur dan barat. Sebagian mengambil arah Tihamah dengan
tujuan pasar Ukaz (Nabi berada di Nakhl). Saat itu beliau sedang salat Subuh
dengan para sahabat. Mereka mendengar Alquran yang dibaca beliau dan
memperhatikannya. Lalu kata mereka: Inilah yang membuat kita terhalang dengan
berita langit. Mereka kembali kepada kaum mereka dan berkata: Hai kaumku,
Sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat
mengantarkan kita kepada kebenaran. Maka aku beriman kepadanya, dan tidak akan
menyekutukan Tuhanku dengan siapapun. Maka Allah Taala menurunkan kepada
Nabi-Nya, Muhammad saw. Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok
jin telah mendengarkan bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.681)
26. Bacaan dalam
salat Zuhur dan Asar
-
Hadis riwayat Abu
Qatadah ra., ia berkata:
Kami pernah salat berjamaah dengan Rasulullah saw.
Dalam dua rakaat pertama salat Zuhur dan Asar, beliau membaca Fatihah dan dua
buah surat, kadang-kadang memperdengarkan ayat kepada kami. Beliau memanjangkan
rakaat pertama salat Zuhur dan memperpendek rakaat kedua. Demikian pula dalam
salat Subuh. (Shahih Muslim No.685)
27. Bacaan dalam
salat Subuh
28. Bacaan dalam
salat Isyak
-
Hadis riwayat
Barra' ra.:
Dari Nabi saw. bahwa dalam suatu perjalanan beliau mengerjakan
salat Isyak. Dalam salah satu dari dua rakaatnya beliau membaca Wat tiini waz
zaitun. (Shahih Muslim No.706)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Muaz pernah salat bersama Nabi saw. lalu
pulang mengimami kaumnya. Pada suatu malam ia salat Isyak bersama Nabi saw. lalu
pulang mengimami kaumnya. Ketika ia mulai dengan membaca surat Al-Baqarah, ada
seorang lelaki yang memisahkan diri dari salat berjamaah sampai salam,
selanjutnya mengerjakan salat sendiri dan pergi. Orang-orang menegurnya: Hai
fulan, apakah engkau telah munafik? Ia menjawab: Tidak, demi Allah. Sungguh, aku
akan menemui Rasulullah saw. dan memberitahukan hal ini. Setelah bertemu dengan
Rasulullah saw., ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah pemilik
unta penyiram tanaman, bekerja di siang hari. Sesungguhnya Muaz setelah
mengerjakan salat Isyak bersama Anda lalu pulang dan (salat bersama kami) mulai
dengan bacaan surat Al-Baqarah. Rasulullah saw. menghadap ke arah Muaz dan
bersabda: Wahai Muaz, apakah engkau ingin menimbulkan fitnah (kesulitan)?
Bacalah (surat) ini dan itu. Sufyan berkata: Aku berkata kepada Amru bahwa Abu
Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Bacalah Was Syamsi wa Dhuhaaha (surat As-Syams), Wadh Dhuhaa (surat Ad-Dhuhaa),
Wal laili idza Yaghsyaa (surat Al-Lail) dan Sabbihisma rabbikal a`laa (sutat
Al-A`laa), maka Amru menanggapi: Ya, seperti itu. (Shahih Muslim
No.709)
29. Perintah
kepada imam agar mempercepat salat sambil menjaga kesempurnaan
-
Hadis riwayat Abu
Masud Al-Anshari ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah
saw. dan berkata: Saya terlambat salat Subuh karena si fulan memperlambat
salatnya saat mengimami kami. Kemudian aku belum pernah melihat Nabi saw. marah
dalam memberikan nasehat seperti marahnya beliau (memberikan nasehat) pada hari
itu. Beliau bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya di antara engkau ada yang
membuat orang lari (jera). Barang siapa di antara kalian menjadi imam, maka
hendaklah ia meringkas, sebab di belakangnya ada orang tua, orang lemah dan
orang yang punya keperluan. (Shahih Muslim No.713)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian
menjadi imam, maka hendaknya ia memperingan salatnya, karena di antara mereka
ada anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit. Bila salat sendirian,
maka salatlah sekehendak hatinya. (Shahih Muslim No.714)
-
Hadis riwayat Anas
ra.:
Bahwa Nabi saw. meringkas (bacaan) salat dan menyempurnakannya. (Shahih
Muslim No.719)
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah mendengar tangis anak kecil bersama
ibunya ketika sedang salat. Maka beliau membaca surat yang ringan atau surat
yang pendek. (Shahih Muslim No.722)
30. Keselarasan
antara rukun-rukun salat dan memperingan dengan tetap sempurna
-
Hadis riwayat
Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Aku mengamati salat Muhammad saw. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara
dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai salat, (aku perhatikan)
satu dengan lainnya saling sama. (Shahih Muslim No.724)
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Sungguh, aku tidak akan menambah-nambah, aku akan mengimami
salat kalian seperti aku melihat Rasulullah saw. mengimami salat kami. Tsabit
(salah seorang perawi) berkata: Anas telah melakukan sesuatu yang tidak seperti
yang kalian lakukan. Ketika ia bangun dari rukuk, ia berdiri tegak hingga orang
berkata: Anas telah lupa, dan ketika bangun dari sujud, ia diam (tidak bergerak)
sehingga orang bilang: Anas telah lupa. (Shahih Muslim No.726)
31. Mengikuti
imam dan bergerak setelah gerakan imam
32. Bacaan
ketika rukuk dan sujud
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. dalam rukuk dan sujudnya
banyak membaca: "Subhaanaka allahumma rabbanaa wa bihamdika, allahummaghfir li"
(Maha suci Allah, ya Allah, ya Tuhan kami, dengan segala puji-Mu, ampunilah
aku). Beliau menafsirkan perintah Alquran. (Shahih Muslim No.746)
33. Menjelaskan
anggota tubuh untuk bersujud, larangan menahan rambut dan pakaian (saat sujud),
menjalin rambut ketika salat
34. Meluruskan
badan, meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah, mengangkat kedua siku dari
lambung dan menjauhkan perut dari kedua paha ketika sujud
35. Menjelaskan
suatu hal yang berhubungan dengan cara salat
36. Pembatas
orang yang salat
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw., jika keluar untuk salat hari raya, beliau
minta dibawakan tombak pendek yang kemudian beliau letakkan di depannya. Lalu
beliau salat menghadap tombak itu dan para sahabat berada di belakang beliau.
Beliau melakukannya saat sedang dalam perjalanan. (Karena itulah kemudian banyak
para pemimpin menggunakan tongkat). (Shahih Muslim No.773)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Bahwa Nabi saw. biasa menambatkan tunggangan beliau dan beliau
salat menghadap ke arahnya. (Shahih Muslim No.775)
-
Hadis riwayat Abu
Juhaifah ra., ia berkata:
Aku menemui Nabi saw. di Mekah. Saat itu beliau
berada di Abthah (nama tempat) di dalam kemah yang terbuat dari kulit samakan
milik beliau. Kemudian Bilal keluar membawa air wudu beliau. Ada orang yang
mendapat air itu sedikit dan ada pula yang hanya diperciki oleh lainnya. Nabi
saw. keluar dengan memakai pakaian merah, nampaknya aku dapat melihat betis
beliau yang putih. Beliau berwudu dan Bilal mengumandangkan azan. Aku
memperhatikan mulutnya bergerak kesana kemari ke kanan dan ke kiri, ia membaca:
"Hayya `alas shalah, hayya `alal falah", (Marilah mengerjakan salat, marilah
menuju kemenangan). Sebatang tombak pendek ditancapkan untuk Nabi. Beliau
melangkah maju dan mengerjakan salat Zuhur (diqasar) dua rakaat. Keledai dan
anjing lewat di depan beliau tanpa dicegah. Selanjutnya beliau mengerjakan salat
Asar (diqasar) dua rakaat. Demikian kemudian beliau tak henti-hentinya
mengerjakan salat dua rakaat hingga kembali ke Madinah. (Shahih Muslim
No.777)
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Aku datang dengan naik keledai betina. Saat itu aku
hampir usia balig. Rasulullah saw. mengimami salat para sahabat di Mina, lalu
aku lewat di depan barisan, lalu aku pulang dan kubiarkan keledaiku merumput,
dan aku masuk ke barisan salat. Tidak ada seorang pun yang mencela perbuatanku
itu. (Shahih Muslim No.780)
37. Melarang
orang lewat di depan orang yang sedang salat
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bila salah seorang di
antara kalian sedang salat, janganlah ia membiarkan seorang pun lewat di
depannya, dan hendaklah ia mencegahnya semampunya. Bila ia tidak peduli,
perangilah karena sesungguhnya ia adalah setan. (Shahih Muslim No.782)
-
Hadis riwayat Abu
Juhaim ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya orang yang
lewat di depan tempat salat itu mengetahui betapa besar dosanya, pasti ia
berdiri selama lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang
salat Abu Nadher berkata: Aku tidak tahu, apakah ia mengatakan hari atau bulan
atau tahun. (Shahih Muslim No.785)
38. Orang yang
salat sebaiknya mendekatkan pembatas
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad As-Saidi ra., ia berkata:
Jarak tempat salat Nabi saw. dan dinding
seukuran jalan lewat kambing. (Shahih Muslim No.786)
-
Hadis riwayat
Salamah bin Akwa` ra.:
Bahwa ia memilih tempat mushaf lalu mengerjakan salat
di sana. Ia bercerita bahwa Rasulullah saw. selalu memilih tempat tersebut.
Jarak antara mimbar dan kiblat kira-kira cukup untuk lewat kambing. (Shahih
Muslim No.787)
39. Melintang di
depan orang salat
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah salat di tengah malam, sedangkan aku
tidur melintang di antara beliau dan kiblat seperti melintangnya jenazah.
(Shahih Muslim No.791)
-
Hadis riwayat
Maimunah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Rasulullah saw. pernah salat dan
aku (berada) dekat beliau dalam keadaan haid. Kadang-kadang pakaian beliau
mengenai tubuhku saat sujud. (Shahih Muslim No.797)
40. Salat dengan
selembar pakaian dan cara pemakaiannya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang salat
dengan selembar pakaian. Beliau menjawab: Bukankah tiap engkau punya dua lembar
pakaian. (Shahih Muslim No.799)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang dari kalian
mengerjakan salat dengan memakai selembar pakaian yang tidak sedikit pun
menutupi kedua pundaknya. (Shahih Muslim No.801)
-
Hadis riwayat Umar
bin Abu Salamah ra., ia berkata:
Aku melihat Rasulullah salat di rumah Ummu
Salamah dengan satu lembar pakaian untuk menutupi seluruh tubuhnya (seperti
selimut), kedua ujungnya diletakkan di atas pundak beliau. (Shahih Muslim
No.802)
-
Hadis riwayat Jabir
ra., ia berkata:
Aku melihat Rasulullah saw. salat dengan berselimutkan
selembar pakaian di tubuh beliau. (Shahih Muslim No.805)