Syirik tidak hanya berarti kita menyembah berhala atau mengakui pencipta selain Alloh.
Hal
tadi memang termasuk syirik. Namun kesyrikan sebenarnya lebih luas
daripada itu. Dalam masalah ibadah,
jika ada satu ibadah dipalingkan kepada selain Allah, itu pun sudah termasuk syirik.
walaupun sama-sama syirik.
Sehingga jika ada yang menyembelih dengan melakukan tumbal pada jin
penjaga perempatan, maka ini pun termasuk kesyirikan karena nusuk
(penyembelihan) adalah suatu ibadah. Begitu juga bergantungnya hati atau
tawakkal adalah ibadah, sehingga jika seseorang menggantungkan hati
pada jimat, penglaris, rajah, wafaq, susuk dan pelet dengan tujuan untuk
kesaktian, membuat laris dagangan, atau menarik cinta, ini pun termasuk
kesyirikan. Namanya ibadah hanya boleh ditujukan pada Allah semata.
Inilah makna syirik yang patut kita pahami dengan baik.
Syirik bisa membuat Orang yang berbuat
syirik akan sesat di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 116).
Orang yang berbuat
syirik akbar (besar) tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat. Allah
Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
Jika seseorang berbuat
syirik akbar (besar), seluruh amalannya bisa terhapus. Allah
Ta’ala berfirman,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).
Orang yang berbuat
syirik akbar pantas masuk neraka dan diharamkan surga untuknya. Allah
Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).
Dari Jabir, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“
Barangsiapa yang mati dalama keadaan tidak berbuat syirik pada
Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang
mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” (HR. Muslim no. 93).
Syirik akbar (besar) menjadikan halalnya darah dan harta sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ
النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“
Aku memerintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad
adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka
melakukan hal ini, maka darah dan harta mereka aman kecuali jika ada
sebab hukum Islam dan hisab mereka tergantung pada Allah” (HR. Bukhari no. 25 dan Muslim no. 21).